TUGAS MATA KULIAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN
“ANALISIS KASUS
KECELAKAAN KERJA SEORANG PEKERJA TAMBANG DI BOGOR TEWAS”
Disusun
oleh :
Nama
/ NPM : Rizki Agung / 36416553
Kelas : 3ID09
Dosen : Bpk. Adi Pramudyo
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2019
Diduga Hirup Gas
Beracun, Seorang Pekerja Tambang Di Bogor Tewas
Seorang
pekerja tambang emas PT. Antam UBPE Pongkor – Bogor, Jawa Barat, ditemukan
tewas. Korbang yang jatuh dari ketinggian 30 meter itu diduga tewas karena
menghirup gas beracun. Korban tewas tersebut bernama Deni Anwar yang berusia 30
tahun. Sedangkan empat orang lainnya yaitu Zainudin, Yoga, Agung, dan Dian
Putra, berhasil selamat dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan
perawatan medis.
“Peristiwa
terjadi ketika dua pekerja yakni Deni Anwar dan rekan kerjanya Zainudin sedang
melakukan cooking atau penutupan
lubang dengan cara dicor. Kemudian keduanya jatuh dari ketinggian 30 meter”, kata
Kapolsek Nanggung AKP Dosi Rosadi kepada detik.com. Selanjutnya , kata dodi,
tim penolong PT. Antam langsung melakukan evakuasi. Namun tiga anggota tim
penolong justru jatuh pingsan karena diduga menghirup karbon dioksida.
“Kemudian
tiga anggota tim penolong dan satu korban atas nama Zainudin berhasil
dievakuasi. Zainudin berhasil selamat, sedangkan satu korban lainnya atas nama
Deni Anwar baru bisa dievakuasi sekitar delapan jam kemudian. Kondisi Deni
sudah meninggal”, paparnya. Direktur PT. Antam Agus Zamzam mengatakan peristiwa
tersebut terjadi di front development
RM2 Ciguha Utama. Saat kejadian, kedua korban sedang melakukan aktivitas
pengamanan dan pembersihan pijakan kerja.
“Satu
korban diduga terjatuh dari ketinggian, sedangkan satu korban ditemukan tidak
sadarkan diri di sekitar lokasi kerja. proses evakuasi dilakukan oleh tim Emergency Response Group (ERG) sesuai
dengan prosedur kondisi darurat”, kata Agus. Hingga saat ini, pihak PT. Antam
mengaku masih melakukan investigasi terkait dengan kecelakaan kerja tersebut. Sementara
itu, General Manager Unit bisnis pertambangan emas pongkor sekaligus kepala
teknik tambang, I Gede Gunawan mengatakan semua prosedur penanganan yang berkaitan
dengan K3 sedang berjalan. “Kami telah berkoordinasi dengan kepala inspektur
tambang dan inspektur tambang untuk melakukan investigasi”, ujarnya.
Analisa Kasus
Menurut
sumber berita tentang kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja tambang
emas di PT. Antam UBPE Pongkor – Bogor di atas, total korban kecelakaan kerja
yang terjadi pada saat itu sebanyak 5 orang. Saat itu Deni dan rekan kerjanya
yaitu Zainudin sedang melakukan proses cooking
atau pengecoran lubang agar lobang tersebut tertutup. Menurut analisa saya,
kemungkinan ada kebocoran pada lubang yang akan ditutup oleh kedua pekerja
tersebut yaitu Deni dan Zainudin, sehingga mengeluarkan racun berbahaya bagi
tubuh manusia. Seketika Deni dan Zainudin yang berada pada ketinggian sekitar
30 meter tersebut, mengalami keracunan oleh gas beracun dan kemudian terjatuh
karena tidak kuat dengan gas beracun tersebut. Kemungkinan Deni Anwar terjatuh
dan menghantam sesuatu begitu keras dengan posisi tubuh yang salah sehingga
korban meninggal dunia. Ketiga korban lainnya adalah anggota tim penolong yang
berniat untuk menyelamatkan Deni Anwar dan Zainudin. Tim penolong tersebut pada
saat ingin melakukan evakuasi malah terkena gas beracun juga, sehingga jatuh
pingsan dan tidak sadarkan diri.
Kebocoran
gas memang tidak dapat diprediksi kapan dan dimana kebocoran itu akan terjadi. Oleh
karena itu, prosedur dalam menangani pekerjaan tersebut sangatlah perlu
diperhatikan, terutama pada kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang ada pada
perusahaan tersebut. Menurut sumber berita di atas, kepala teknik tambang yakni
I Gede Gunawan mengatakan semua prosedur penanganan berkaitan dengan K3 sedang
berjalan, bukankah seharusnnya prosedur yang berkaitan dengan K3 berjalan dari
awal bekerja dengan sebagaimana mestinya sehingga tidak dapat terjadi
kecelakaan kerja yang menyebabkan meninggal dunia. Terkadang manusia baru merasakan
jera ketika sesuatu telah terjadi, lebih suka mengobati daripada mencegah, sehingga
menelan korban.
SUMBER :